Tiga Tempat, Tiga Cerita


Heeemmm kali ini, pagi-pagi sekali saya sudah bergegas untuk mandi, meninggalkan kebiasaan saya yang sudah mengakar kuat, tidur setelah shalat subuh. Rela? Ya harus lah.. kalo nggak, saya bakalan ketinggalan event yang sudah lamoo saya nanti-nantikan bahkan sedari saya masih melalui masa-masa berat di Jakarta. Hehe.Mumpung masih di Semarang oiii.. Jarang-jarang kan..

Buat yang suka baca-baca…

Today, I’m going to meet my really really best friend, Teuki. Rencananya kita mau hang out ni. Sebagai mahasiswa yang cinta dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, tempat pertama yang akan saya dan teuki kunjungi kali ini adalah perwil yaitu perpustakaan daerah kota Semarang. He’eh og, kug ga sinkron ya, perasaan singkatannya perwil, harusnya kepanjangannya perpustakaan wilayah kan? Tapi pas aku liat bannernya (banner? papan nama kaliii), tulisan yang tertera tu Perpustakaan Daerah oii. Yah tapi sudah lah. Ayo kita bergegas ke sana.

Cukup mudah  menjangkau tempat ini. Asal tahu Wonderia pasti lah tahu di mana perwil berada. Hah?  Gag tau wonderia? Astaganaga, padahal tu tempat asoy banget buat dangdutan. Gwenchana,kita mulai saja dari Simpang Lima (Awas aja kalo masih nanya Simpang Lima tu mana). OK, mulai dari Simpang Lima, jalan ke arah selatan, lurus terus jangan belok-belok sampai Saudara menemukan traffic light. Nah, lalu belok ke kiri. Jalan terusss mpe akhirna bila saudara memalingkan kepala ke kanan jalan, Saudara akan melihat sebuah billboard besar bertuliskan Wonderia. Mulai detik itu juga, Saudara diharapkan waspada untuk memperlambat laju kendaraan Saudara, karena tepat di samping kanan Wonderia itulah,Gedung Raden Shaleh berada, dan yang di samping kanannya lagi berdirilah sebuah bangunan elok nan megah, yaaahh, itu lah PERWIL(tepatnya di Alamat Jl Sriwijaya No 29 A  Semarang), saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air.

"sibuk pilih-pilih"
Di Perwil ada apa aja? Yang pasti buku lah.. ! Hadeh pake nanya lagi. Di lantai bawah ada tempat wat khusus ruang baca anak-anak (ada banyak mainan juag lhooo). Kalo kita-kita mah, udah kagak lepel (baca: sudah tua) ma yang begonoan, kita harus naik ke lantai berikutnya, di lantai 2. Hemm di lantai ini, buanyak buku-buku yang boleh dipinjem ma anggota perpus. Mulai dari buku agama, buku komputeran, buku manajemen, buku memasak, sampai buku panduan buat jadi artis mpe pelawak pun tersedia. Mantab dah..

Dengan mengandalkan kartu anggotanya Teuki, saya diperbolehkan Teuki untuk meminjam satu buku (peminjaman buku maksimal 2 buku/ kartu anggota dengan batas waktu 2minggu). Dan pilihan saya jatuh pada buku ”Desain Keren dengan CorelDRAW” . Saya memang sedang menekuni bidang desain *wajah sok serius*. Sedangkan Teuki memilih buku "All about Dave” ato apalah, lupa ni, intinya tuh dia pinjem novel gitu. I dun know the reason she choose that book..

Buat yang suka jeng-jeng…

Menghabiskan waktu bersama buku-buku memang sesuatu yang menyita waktu ya (hemmm), tak terasa jam  tangan (pinjaman adik) telah menunjukkan pukul 10.00, saya dan Teuki pun harus segera pindah ke lokasi selanjutnya. Sebagai mahasiswa yang G403L dan selalu mengedepankan penampilan, tempat kedua yang akan saya dan Teuki kunjungi adalah Paragon, pusat perbelanjaan (baca mall) yang barusan aja muncul dikancah per-mall-an kota Semarang. Sebenernya sih, tujuan saya ke sindang cuma mo nyari high-heels buat acara panitia wisuda bulan Oktober entar. Semoga aja ada yang ukuran gedhe. Brande-branded gitu sih katanya..

Ghelllaaaa, nih mall gedhe beud wat ukuran mall di Semarang, yahh mungkin hampir sama ma CitraLand (pa gedhe an Citra ya?). Tapi berhubung Paragon letaknya di Jalan Pemuda yang mana bangunan di sekitarnya paling mentok cuma tiga lantai (kecuali balkot ma DP mall), ni mall jadi keliatan giant. Pintu masuk parkirnya aja canggih, tinggal pencet tombol hijau doang, terus langsung muncul karcisnya sendiri (biasa aja kalleee, lebai ni). Yang lebih spektakuler adalah tempat parkir motornya itu sendiri. Aku serasa berada di barak pengungsian gempa bumi. Ancur abis. Palagi rada-rada spoky getoo. Maksa banget dah.

"di depan Paragon"
Masuk ke Paragon. Hal yang terbesit dalam pikiran saya adalah “hemm biasa aja”. Mungkin karena sudah silau dengan mall-mall yang ada di Jakarta kali yaa. Untungnya, Paragon udah mulai ramai, counter-counternya udah banyak yang ke isi. Dan yang terutama tuh ya, perlu digarisbawahi.. BRANDED semua.  Hadeh, saya jadi tidak mempunyai kepercayaan diri setelah menghadapai realita barang-barang branded yang ada di depan mata kepala saya sndiri. Saya takut kena kanker alias kantong kering. Alhasil, saya dan Teuki hanya mampu menatapi keindahan barang-barang yang dipajang di tiap etalase toko sambil bergumam “Kok ada ya yang mau beli barang harga segitu” *dengan wajah memelas bak pengemis jalanan*.

Tetapi,hal ini tak berlangsung lama, karena di lantai 4, bertebaran toko aksesories seperti Stoberi, Naugthy, Sakura, Qpee, dll, dsb. Buat yang satu ini, sudah barang tentu kami bisa agak berfoya-foya (baca: ngeluarin duit), walaupun cuma buat  beli iket rambut seharga Rp.3500,00. Hehe.

Kami juga bisa agak lebih sombong dengan mengunjungi toko kaset untuk membeli mengecek ketenaran Superjunior dikancah permusikkan Asia dengan memastikan bahwa CDnya dijual di toko kaset tsb. Setelah puas melihat keberadaan album Bonamana yang terpampang di salah satu rak toko kaset tersebut, sudah saatnya kami pergi dengan terhormat. Biar gak keliatan miskin, biasanya kami memakai taktik ini: pura-pura nyari CD yang kemungkinan belum ada and gak bakalan dijual, terus puara-pura kecewa karena CD itu belum ada, terus ngacir pergi deh. Hehe. Kalo yang kemaren siy, saya pura-pura bertanya kepada pelayan tokonya, “Mas-mas, ada ga Bonamana versi C?" (padahal mentok-mentoknya versi B yang baru terbit).Mas-nya pun hanya menggeleng-gelengkan kepala. Dengan begitu, kami dapat melanjutkan perjalanan kami mengambil kitab suci (Lhooo).

Buat yang suka manjain lidah…

Ahhhh puas rasanya main-main gini. Mpe badan ini capek semua. Tapi kali ini belum boleh capek. Sorenya, adek saya yang ketiga yang paling cerewet, cerigis, ceriwis, n sok G403L ini,si Ica, tiba-tiba merengek-rengek ngajakin bukber ke Es Rumpi. Kebodhongan Ica ini tak lain dan tak bukan  tercetus akibat janji manis adik saya yang kedua (kug jadi malah mirip Kera Sakti ya), Hyukie, yang dengan gampangnya sok-sok-an  ngajakin Ica buka puasa ke Es Rumpi. 

"Sunset di jalanan Semarang"
 Omona omona omona. Saya pun terpaksa pergi untuk menjaga agar adik-adik saya ini,agar dapat selamat sampai tujuan, menikmati Es Rumpi. Bahkan, Bapak pun turut serta dalam menjalani peran sebagai bodyguard adik-adik saya.  Haaahhh.


BTW, ada yang tahu Es Rumpi ga? Ni warung es tergolong baru, baru setahunan nongol di Semarang. Jadi beken banget di kalangan para pemuda, terutama pelajar SMA, karena ni warung nawarin menu es yang tergolong unik. Kayak es Saphire Blue (jadi keinget SuJu), es Putri Salju, es ChocoLover, dll. Semuanya dikemas dalam kemasan cantik, menarik, dan murah meriah. Seporsi es ini dijual dengan harga bekisar Rp5000-Rp5500. Taapiiii berhubung ni lagi bulan puasa, harganya naik oi, jd Rp6000 per porsi. Cocok lah wat menu berbuka bareng teman-teman. Tempatnya cozy kug, cukup strategis, di jalan Pemuda, samping DPmall. Ada fasilitas musala juga. Teruss kalo misalnya, es aja ga cukup wat mengganjal perut (pastinya ga mungkin cukup deh), ada berbagai warung makan di sekitar Es Rumpi kok, kayak siomay, rumah makan padang, mie ayam bakso, nasi goring, dll. Lah, malah promosi. Minta bayaran ahh k Bos Es Rumpi. Hehe.

"@ Es Rumpi.. Rame Ghella.."



1 komentar:

SkyLight mengatakan...

Neng ralat, bukan es Sapphire Blue, tapi Blue Sapphire. ohohoho...
Kemaren barusan kesana coy...naek lagi harganya...mantabh...

Posting Komentar